Beranda | Artikel
Kewajiban Kita Terhadap Al-Aqsha
Rabu, 3 April 2019

KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL-AQSHA

Allâh telah memilih diantara makhluk-makhluk-Nya. Dari kalangan Malaikat, Allâh memilih Jibril ; dari manusia, Allâh memilih para nabi dan rasul ; dan dari nabi dan rasul, Allâh memilih Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula Allâh telah memilih dua tanah haram; Mekkah dan Madinah ; juga Baitul Maqdis yang penuh berkah.

Perlu kita ketahui, bahwa Baitul Maqdis adalah qiblat pertama kaum Muslimin. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat menghadap Baitul Maqdis di Mekkah selama 13 tahun ; dan 17 bulan setelah beliau hijrah ke Madinah. Jelas sekali, ada keterkaitan kuat antara Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsha. Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha adalah masjid yang pertama kali diasaskan di muka bumi, untuk beribadah dan mentauhidkan-Nya. Dalam hadits Abu Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata:

يَا رَسُولَ اللهِ: أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ» قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى» قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: «أَرْبَعُونَ سَنَةً

“’Ya Rasûlallâh! Masjid apakah yang dibangun pertama kali?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Haram’. Aku bertanya lagi : ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Aqsha’. Aku bertanya lagi: ‘Berapa rentang waktu antara keduanya?’ Beliau menjawab: ‘Empat puluh tahun.’” [Muttafaqalaih]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Al-Kitab dan As-Sunnah dan riwayat dari para nabi menunjukkan bahwa penciptaan dan segala perkara dimulai dari Mekkah Ummul Qura.” Beliau juga berkata: “Berbagai dalil juga menunjukkan bahwa mulkun nubuwwah (kekuasaan berbasis kan petunjuk kenabian) ada di Syam, dan di sana pula dibangkitkannya manusia. Ke Baitul Maqdis dan sekitarnyalah penciptaan dan segala urusan akan berpulang. Dan Islam di akhir zaman akan lebih menonjol di Syam, sebagaimana Mekkah lebih utama dari Baitul Maqdis.”

Keterkaitan antara tempat-tempat suci tersebut begitu kuat dalam Islam. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تُشَدُّ اَلرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ, وَمَسْجِدِي هَذَا, وَالْمَسْجِدِ اَلْأَقْصَى

Tidak boleh menyengaja melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali menuju ketiga masjid: Masjidil Haram, Masjid-ku ini (Masjid Nabawi) danMasjidil Aqsha. [Muttafaqalaih]

Bumi Al-Aqsha adalah bumi para nabi dan rasul, juga tempat isra’ Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Pada tahun 15 H, kaum Muslimin berhasil membuka kota Baitul Maqdis. Dan ketika itu para uskup (para pimpinan gereja) mengatakan: “kami tidak akan menyerahkan kunci Baitul Maqdis, kecuali kepada Khalifah Umar Bin Khatthab ; karena kami mendapati sifat-sifatnya dalam kitab suci kami.” Dan datanglah Umar dari Madinah menuju Baitul Maqdis, dan beliaupun menerima kunci Baitul Maqdis dari mereka.

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwa Umar tidak menghancurkan gereja, biara, atau tempat-tempat ibadah yang ada. Akan tetapi beliau membiarkan tempat-tempat ibadat mereka. Dan beliau pun memberikan janji pengamanan untuk para penduduknya. Islam adalah agama pertengahan dan keadilan. Ia bukanlah agama ekstrim atau teror. Tak ada permusuhan di dalamnya, kecuali terhadap orang-orang yang memulai memusuhi dan memerangi Muslimin.

Problematika besar umat yang paling kritis dewasa ini, yang tidak boleh untuk dilupakan, adalah problematika al-Quds ; problematika Baitul Maqdis ; kiblat Muslimin yang pertama ; masjid mulia Muslimin yang ketiga.

Kaum Muslimin tidak akan rela melepaskan haknya di Al-Quds sedikitpun ; tak ada tawar-menawar untuk eksistensi Al-Quds. Apa yang terjadi di bumi Palestina, adalah bukti kuat yang menunjukkan karakter kaum zionis sebenarnya. Sungguh, kita tidak akan bisa merasa nyaman, sedangkan tempat-tempat suci kita, Al-Aqsha dan Palestina merintih ; tertawan para zionis bengis. Semoga Allâh membebaskan Al-Aqsha dari belenggu mereka, dan memberikan kemenangan bagi kaum Muslimin. Al-Aqsha adalah permasalahan kaum Muslimin semuanya; getar perlawanan Muslimin di sana adalah getaran perlawanan Muslimin semuanya ; korban mereka adalah korban Muslimin semua. Semoga Allâh memberikan kesabaran kepada mereka, semoga barakah senantiasa menyertai. Dan yakinlah akan pertolongan Allâh.

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. [Ar-Rum/ 30: 47]

Kita berdoa agar Allâh Azza wa Jalla menerima para syuhada ; dan agar segera memberi kesembuhan bagi mereka yang sakit dan terluka. Tak ada kata putus asa, karena kemenangan dari Allâh pasti akan tiba.

Kita mengharapkan, agar musibah yang menimpa umat ini adalah seperti awan mendung di musim panas ; yang itu akan segera tersingkap hilang. Kemenangan adalah milik Islam dan Muslimin. Dan kita memohon kepada Allâh agar diberikan kemenangan dan kekuatan. Semoga Allâh menjaga aqidah kita, umat kita, dan tempat-tempat suci kita dari tipu daya musuh.

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampong halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allâh.” Dan sekiranya Allâh tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allâh. Sesungguhnya Allâh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allâh benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, [Al-Hajj/ 22: 40]

Sudah seharusnya semua Muslimin, baik secara individu, masyarakat, maupun pemerintahan, untuk turut andil dalam menyelesaikan permasalahan Al-Aqsha ; dengan membela dan membantu mereka ; baik dengan ucapan maupun dengan tindakan ; untuk menghilangkan segala kezaliman yang ada. Sehingga terbebaslah kaum Muslimin dari kesewenang-wenangan zionis. Dan insya Allâh telah terbersit gurat-gurat dan aroma kemenangan. Dan yang membangkitkan optimis kita adalah adanya solidaritas Muslimin terhadap saudara-saudara kita di Palestina.

Semoga kaum Muslimin segera bisa mendapatkan kemenangan, sehingga kaum Muslimin bisa memasuki Masjidil Aqsha, menunaikan ibadah di Baitul Maqdis dengan tenang dan khusyuk. Dan terciptalah kejayaan Islam, baik di al-Quds, maupun di belahan dunia lainnya.

Dan kepada kaum Muslimin semuanya, berpegang teguhlah dengan Kitab Allâh dan Rasul-Nya ; dan hindari perpecahan dan perselisihan. Inilah yang harus diwujudkan kaum Muslimin, terutama dalam situasi yang sangat memprihatinkan ini ; agar kita selamat dan mempunyai benteng yang kokoh dalam menghadapi segala hal ; dan demi kesatuan barisan Muslimin.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, [Ali Imran/3:103]

Juga tidak lupa, bantu dan topanglah Muslimin yang berjuang di tanah Al-Quds ; dengan segala cara yang memungkinkan; serta dengan sungguh-sungguh berdoa agar mereka diberi kemenangan dan ketegaran.[1]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XXI/1439H/2018M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Diringkas dari khutbah Syaikh Abdurrahman As-Sudais dengan perubahan dan penyesuaian. https://www.youtube.com/watch?v=0n2o8BqGS9A


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/11394-kewajiban-kita-terhadap-al-aqsha.html